reisumut.com – Medan
Pada suku bunga murah, sektor properti Indonesia
memperlihatkan pertumbuhan yang sangat signifikan. Bisa dilihat pada 2012.
Sektor properti tanah air tumbuh hingga
7.66 % dibanding tahun sebelumnya. Namun pasca kenaikan BI Rate pada
juni 2013, pertumbuhan sektor properti melambat di 2013 menjadi sebesar 6.79
year on year. “ Ujar Umar Husin. SE. MM (Ketua
DPD REI Sumut) saat diwawancara
NNA Kyuda Newa Group (media jepang) di Aston City Medan tanggal 24 Mei 2014.
Ir. Tomi Wistan (Ketua Kehormatan DPD REI Sumut
) menambahkan sedikit dari keterangan
Bapak H. Umar Husin. SE. MM, Ketua DPD REI Sumut beliau mengatakan tidak
dipungkiri pula, perlambatan sektor properti juga disebabkan oleh melemahnya
perekonomian tanah air. Selain itu. Sejumlah kebijakan yang ditelurkan oleh
pemerintah, seperti surat edaran BI tentang larangan KPR inden, BI rate yang
naik menjadi 7.5 % dan surat edaran dari
dirjen pajak berdampak pada pertumbuhan sektor properti di 2013.
Langkah BI menaikan suku bunga acuan hingga mencapai
level 7.50 % menjadi salah satu pukulan telak bagi sektor properti Indonesia
khususnya dan Sumatera Utara Umumnya karena dapat mempengaruhi tingkat suku
bunga KPR. Dalam dunia properti, suku
bunga berperan dalam meningkatkan aktifitas ekonomi sehingga berdampak kuat
pada kinerja perusahaan properti.
Pukulan telak sebelumnya juga dirasakan sektor
properti akibat kenaikan harga BBM subsidi lebih dari 40 %. Kemudian diawal
Juli dan Oktober tarif dasar listrik (TDL) pun naik secara bertahap yang
menaikkan harga material bangunan sehingga membuat harga properti meningkat.
Selain itu, depresiasi rupiah terhadap dolar AS turut menyumbang kenaikan harga
beragam, bahan bangunan.
Ditambah lagi, terbitnya peraturan baru terkait loan
to value (LTV) bagi tipe rumah 70 keatas dan pembatasan pengambilan KPR kedua
dan seterusnya. Seperti diketahui, BI rate akan direspone oleh kalangan
perbankan untuk menaikan tingkat suku bunga kreditnya, termasuk kredit KPR. Nah
dengan tingginya tingkat suku bunga KPR akan mengendurkan daya beli masyarakat
terutama untuk segmen menengah kebawah.
Disektor bisnis apapun, jika suku bunga tinggi, yang
pertama terkena imbasnya adalah masyarakat. Begitu pula di sektor properti.
Kenyataannya konsumen jadi sedikit menahan dan terjadinya penurunan penjualan,”
ujar Tomi Wistan Wakil Sekretaris Jenderal DPP REI. Dan Wakil Ketua Kadin
Sumatera Utara, Pada umumnya margin antara BI Rate dengan suku bunga KPR
sekitar 3 % sehingga apabila suku bunga acuan BI sekarang di level 7.5 % maka tingkat suku bunga KPR akan berada di
level sekitar 10.5 %. “ ujarnya mengakhiri wawancara dengan NNA Kyuda News
Group (media Jepang). (rzl)