KPR Murah Makin Susah

Senin, 28 April 20140 komentar

Medan - reisumut.com

Akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) oleh Bank Mandiri menimbulkan reaksi tidak hanya ribuan pegawai BTN yang berdemo menolak akuisisi, tetapi juga pelaku-pelaku bisnis properti atau pengembang.

Tomi Wistan, mantan ketua DPP Real Estate Indonesia (REI) Sumut yang kini menjabat Wakil Sekjen DPP REI mengatakan, BTN belum saatnya diakuisisi, apalagi bank ini dalam kondisi yang sehat.

Menurutnya, bank yang memang dilahirkan untuk pembiayaan sektor perumahan ini akan berbeda ketika sudah menjadi anak perusahaan Bank Mandiri. Kredit pemilikan rumah (KPR) dianggap akan semakin sulit.

"Hampir semua bank memang ada kredit pembiayaan perumahan, tetapi tidak seperti BTN yang banyak menyalurkan kredit untuk rumah murah. 99 persen pembiayaan kredit perumahan murah disalurkan oleh BTN," ujar Tomi. Sisa 1 persennya diambil oleh bank-bank komersil.

Jika BTN yang diakuisisi Mandiri yang merupakan bank komersial bukan ritel, menurutnya akan menghasilkan produk yang berbeda pula karena visi dan misi yang berbeda. Tomi tidak yakin Bank Mandiri bisa memberi jaminan servis yang sama dengan BTN.

Bukan hanya soal penyaluran kreditnya yang dikhawatirkan Tomi, melainkan juga pelayanan yang tidak maksimal sebab Sumber Daya Manusia (SDM) akan berkurang karena efisiensi.

Dampak yang lebih jauh, dikatakannya, akan semakin sedikit pengembang yang bermain di perumahan murah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

"Bagaimanapun pengembang itu kan memperhatikan cash flow. Kalau nantinya BTN tidak lagi seperti sekarang, saya khawatir pengembang memilih bisnis perumahan komersial. Kalau sudah begitu, perumahan murah akan semakin sedikit," katanya.

Dampak yang lebih luas, selain semakin sulit memiliki rumah adalah semakin sedikitnya lapangan pekerjaan. "Kalau alasan Pak Dahlan akuisisi ini untuk membesarkan BTN, kok tidak disuntik saja. Diakuisisi Bank Mandiri bukan membesarkan BTN, tetapi membesarkan Bank Mandiri," ujarnya.

Namun, hingga saat ini dikatakannya, REI belum memiliki rencana dan program jika akuisisi ini benar terjadi. Pihaknya masih mensupport apa yang dilakukan pegawai Bank BTN.

Pendapat berbeda disampaikan M Ishak, Pengamat Ekonomi Sumut mengatakan, sebenarnya akuisisi tersebut tidak menjadi masalah terutama untuk nasabah BTN yang kini dan seterusnya.

"Itu kan hanya soal manajemen. Bukan berarti jika BTN bergabung dengan Mandiri, pembiayaan perumahaannya akan seperti Bank Mandiri," tuturnya.

Menurutnya, penolakan hingga aksi unjuk rasa hanya karena kepentingan beberapa pihak yang terkena imbas akuisisi karena akan ada biaya atau kalkulasi penggabungan keduanya.


"Saya sih melihatnya sederhana saja. Ketika dua perusahaan digabungkan, pasti ada yang hilang atau efisiensi. Kita jangan terjebak pada hal-hal yang tidak urgent," ujarnya. (TRIBUNNEWS)
Share this article :
 
Copyright © 2014. DPD REI SUMATERA UTARA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website