Keinginan MBR Untuk Dapat Rumah Murah Bisa Tak Terwujud

Selasa, 29 April 20140 komentar

Medan - reisumut.com

(Wawancara dengan H. datok Selamat Ferry)

Suasana siang itu terasa cukup panas. Terik matahari seperti membakar kulit. Namun Wakil Ketua DPD REI Sumut, H Datok Selamat Fery tetap bersedia meluangkan waktunya untuk ditemui reisumut.com.  Kebetualan lelaki bertubuh gempal itu menilai, isu yang akan diangkat cukup menarik untuk ditanggapi,  yakni soal akuisisi BTN.

Memang tak mudah untuk menemui Datok Fery. Sebagai pengembang properti, aktivitasnya terbilang cukup padat. Maklum, dia tidak hanya sibuk di perusahaan properti, tetapi suami Irmawati itu juga sibuk mengurusi seabreak kegiatan sosial lainnya. Seperti PSDS Deli Serdang, KONI, Ikatan Pengusaha Peduli Pendidikan Deli Serdang. Bahkan masalah Karang Taruna di Kelurahan pun dia “sikat”. “Habis warga nunjuk saya jadi ketuannya”, Ucap Fery kekeh.

Banyak orang tidak mengira kalau H Datok Selamat Fery punya andil besar dalam mengusung pasangan Ashari Tambunan dan Zainuddin Mars, Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang  ke puncak kekuasaan Pemkab Deli Serdang. Ia merupakan salah satu  kordinator tim sukses pasangan AZAN (Ashari-Zainuddin) yang cukup berkeringat dan berani turun langsung ke TPS memantau jalannya pencoblosan saat itu.

Walaupun salah satu pasangan lawan politik pasangan AZAN  saat itu banyak di dukung OKP ,  namun Fery sedikit pun tidak gentar. “Dalam alam demokrasi beda pilihan itu biasa”, ujar datok seraya mengerlingkan matanya.

Kepada wartawan reisumut.com Rizal dan Nurdin Barus, Senin pekan lalu Datok Ferry banyak cerita tentang bagaimana dia mengawali usaha propertinya. Berikut kutipan selengkapnya.

Anda tampak lelah seperti kurang istrahat ?
Ya kemarin baru pulang dari Batam menghadiri Musda DPD REI disana.

Bagaimana menurut anda mengenai rencana Meneg BUMN Dahlan Iskan yang ingin mengakuisisi BTN kepada Bank Mandiri.?
Kita was-was.  Kalo BTN diakusisi  sulit bagi kita (developer) main di perumahan Subsidi. Karena Bank Mandiri cendrung melayani KPR komersil atau non subsidi. Kasihan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Keinginan MBR untuk dapat rumah murah bisa tak terwujud.

Mengapa anda katakan demikian ?
Saya pengalaman. Banyak konsumen MBR yang saya bawa ke Mandiri, BNI ditolak permohonan KPRnya. Saya bawa ke BTN umumnya dikabukan. Tukang Becak, pedagang asongan semua masuk.  Pokoknya punya penghasilan tetap.

Jadi anda tidak sependapat BTN dimerger ke Bank Mandiri ?
Saya haikul yakin semua pengembang kalo ditanya tidak ada yang sependapat, kususnya pengembang rumah subsidi ya.  Dulu ingat tahun 2004, ada puluhan  bank  buat MoU dengan Kemenpera untuk penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi MBR. Tapi hanya BTN yang  berhasil mencetak prestasi dengan menyalurkan KPR bagi 68 ribu unit rumah sederhana sehat dari  75 ribu unit yang dibangun. Peran Bank Mandiri, BNI, BRI dan bank lainya tidak kelihatan.

Anda Tampaknya terlalu membela BTN ?
Ini fakta. Mereka memang concern membantu masyarakat kecil kok.

Anda kelihatannya cukup khawatir terhadap rencana akuisisi BTN ?
Tujuannya apa akuisisi itu. Kalo untuk memperbesar Bank Mandiri agar bisa masuk tiga besar di Asia, kenapa harus BTN yang dimerger. Kan ada BNI atau bank lainnya.

Ada anggapan tidak tercapainya target penyerapan rumah sejahtera tapak dalam dua tahun ini akibat BTN kekurangan modal untuk membiayai rumah murah ?
Itu asumsi yang keliru. Justru kebijakan pemerintah di bidang perumahan yang berubah ubah dan tidak konsisten. Seperti pergantian Menpera kemarin, tiba tiba penyaluran FLPP di stop hampir setahun juga itu. Kemudian diberlakukan lagi, tapi banyak kali persyaratannya, rumah yang dibiayai minimal Type 36. Dibawah itu type 31 tidak dibiayai. Akibatnya banyak pengembang dimarah-marah dan dituduh pembohong sama konsumen.

Idealnya ke depan mengenai perumahan MBR bagaimana menurut anda?
Kita berharap BTN harus tetap dipertahankan. Karena dari dulunya BTN dilahirkan untuk menangani pembiayaan perumahan MBR. Biarkan mereka fokus di pembiayaan rumah rakya kecil yang nilai KPRnya Rp  80 juta-an.

Kenapa setiap kebijakan pemerintah tentang perumahan selalu cendrung menimbulkan kontroversi dan meresahkan ?
Inilah yang kita prihatikan. Pemerintah cendrung jalan sendiri dan diam-diam tanpa melibatkan stakeholder seperti REI. Mestinya sebelum mengeluarkan kebijakan, minta dong masukan sama REI atau asosiasi pengembang lainnya.

Sekarang anda sedang mengerjakan proyek dimana  ?
Kita bangun di Sei Mencirim dan di Martubung. Ada sekitar 300 unit. Seluruhnya Type 36  dan harga Rp 80 juta-an dengan pembiayaan FLPP.

Anda dari dulu melulu main di rumah subsidi, kenapa tidak buat rumah mewah. Untungnya kan banyak ?
Tidak juga. Kita ada bangun rumah untuk kelas menegah juga. Seperti Setia Budi pasar I Johor Medan dan perumahan Asoka. Cuma memang kepuasan bathin saya ada di MBR.

Berapa modal  pertama anda ketika memulai bisni perumahan ?
Modal saya nol. Saya mula mula hanya buruh bangunan.

Kok bisa buruh bangunan jadi pengusaha properti ?
Saya mulai bisnis properti tahun 2004. Ketika  itu, usaha saya kecil-kecilan. Maklumlah sebagai pendatang baru yang tidak memiliki pengalamaan apa-apa di bidang properti selain hanya pengalaman sebagai kuli bangunan sejak saya duduk di bangku SMP hingga SMA. Waktu merintis dulu, saya menerapkan sistem menejemen supir sudaco. Saya pemilik mobil sudaco, saya supirnya dan saya kernetnya. Barulah di tahun 2005 saya sudah mulai merekrut karyawan hingga seperti sekarang ini.

Bagaimana cerita  Deli Serdang, kabarnya anda salah seorang kordinator tim sukses pemenangan Bupati Ashari Tambunan?
Saya sudah lama berteman baik dengan beliau. Jadi sebagai teman kita ikut bantu bantu la pilkada kemaren. Alhamdulillah menang pula.

Bagaimana rencana program Bupati Ashari ke depan ?
Saya kira tetap ya,  melanjutkan program bupati lama pak Amri, GDSM (Gerakan Deli Serdang Membangun).

Dengan kemenangan Ashari dan Zainuddin, program apa kira kira yang bisa dikolaborasikan dengan visi misi  REI ke depan ?
Kita minta supaya pengurusan ijin ijin dapat di permudah dan cepat. Seperti ijin mendirikan bangunan, SIUP, TDP dan ijin lainnya agar dipermudah. Nanti kita mintakan diberlakukan sistim online. Jadi pihak pihak berkepentingan bisa mengurus tanpa datang ke kantor.

Program yang lebih spesipik ?
Saya rasa program GDSM tadi cukup pas. Cuma kita ingin pola dan volumenya lebih ditingkatkan. Makanya saya  mengharapkan dan ingin menggugah rekan rekan pengusaha Deli Serdang yang sukses agar berkenan menyisihkan sebahagian rejekinya untuk berpartisifasi membantu percepatan pembangunan di Deli Serdang. Terserah bentuk dan bidangnya, apakah bedah rumah, gedung sokalah atau sarana infrastruktur lainya.

Anda dikenal cukup dekat dengan bupati,  tapi nggak pernah minta paket proyek Pemkab. Malah melulu mengurus perumahan MBR ?
Itulah tadi saya bilang kepuasan bathin saya ada di MBR.

Bagaimana rencana kota mandiri yang dikabarkan lokasinya di daerah Kabupaten Deliserdang ?
Saya rasa bupati belum sampai kesana. Mungking karna masih baru kali ya. Cuma dalam waktu dekat kita pengurus DPD REI Sumut mau audensi kepada pak bupati. DPD REI Sumut mau ucapkan selamat lah kepada beliau-beliau itu.

Musda DPD REI Sumut sebentar lagi diselenggarakan. Anda siap jika diajukan menjadi Ketua ?
Ha ha ha ha... kalo itu no coment, no coment.

Ketua Karang Taruna anda pegang, mengapa jabatan yang lebih bergengsi anda tidak bergeming?
Bukan begitu. Bagi saya siapa pun yang memimpin DPD REI Sumut tidak masalah. Cuma saya berharap REI ke depan harus bisa memberi manfaat kepada anggotanya. Orang masuk menjadi anggota REI tidak sekedar membayar iuran. Saya mendukung siapa pun nantinya yang memimpin REI Sumut.
Share this article :
 
Copyright © 2014. DPD REI SUMATERA UTARA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website