Medan - reisumut.com
(Wawancara dengan H. datok Selamat Ferry)
(Wawancara dengan H. datok Selamat Ferry)
Suasana siang itu terasa cukup panas. Terik
matahari seperti membakar kulit. Namun Wakil Ketua DPD REI Sumut, H Datok
Selamat Fery tetap bersedia meluangkan waktunya untuk ditemui
reisumut.com. Kebetualan lelaki bertubuh
gempal itu menilai, isu yang akan diangkat cukup menarik untuk ditanggapi, yakni soal akuisisi BTN.
Memang tak mudah untuk menemui Datok Fery. Sebagai
pengembang properti, aktivitasnya terbilang cukup padat. Maklum, dia tidak
hanya sibuk di perusahaan properti, tetapi suami Irmawati itu juga sibuk mengurusi
seabreak kegiatan sosial lainnya. Seperti PSDS Deli Serdang, KONI, Ikatan
Pengusaha Peduli Pendidikan Deli Serdang. Bahkan masalah Karang Taruna di
Kelurahan pun dia “sikat”. “Habis warga nunjuk saya jadi ketuannya”, Ucap Fery
kekeh.
Banyak orang tidak mengira kalau H Datok Selamat
Fery punya andil besar dalam mengusung pasangan Ashari Tambunan dan Zainuddin
Mars, Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang
ke puncak kekuasaan Pemkab Deli Serdang. Ia merupakan salah satu kordinator tim sukses pasangan AZAN (Ashari-Zainuddin)
yang cukup berkeringat dan berani turun langsung ke TPS memantau jalannya
pencoblosan saat itu.
Walaupun salah satu pasangan lawan politik pasangan
AZAN saat itu banyak di dukung OKP
, namun Fery sedikit pun tidak gentar.
“Dalam alam demokrasi beda pilihan itu biasa”, ujar datok seraya mengerlingkan
matanya.
Kepada wartawan reisumut.com Rizal dan Nurdin
Barus, Senin pekan lalu Datok Ferry banyak cerita tentang bagaimana dia
mengawali usaha propertinya. Berikut kutipan selengkapnya.
Anda tampak
lelah seperti kurang istrahat ?
Ya kemarin baru pulang dari Batam menghadiri Musda
DPD REI disana.
Bagaimana
menurut anda mengenai rencana Meneg BUMN Dahlan Iskan yang ingin mengakuisisi
BTN kepada Bank Mandiri.?
Kita was-was.
Kalo BTN diakusisi sulit bagi
kita (developer) main di perumahan Subsidi. Karena Bank Mandiri cendrung
melayani KPR komersil atau non subsidi. Kasihan masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR). Keinginan MBR untuk dapat rumah murah bisa tak terwujud.
Mengapa anda
katakan demikian ?
Saya pengalaman. Banyak konsumen MBR yang saya bawa
ke Mandiri, BNI ditolak permohonan KPRnya. Saya bawa ke BTN umumnya dikabukan.
Tukang Becak, pedagang asongan semua masuk.
Pokoknya punya penghasilan tetap.
Jadi anda
tidak sependapat BTN dimerger ke Bank Mandiri ?
Saya haikul yakin semua pengembang kalo ditanya
tidak ada yang sependapat, kususnya pengembang rumah subsidi ya. Dulu ingat tahun 2004, ada puluhan bank
buat MoU dengan Kemenpera untuk penyaluran Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi MBR. Tapi hanya BTN yang berhasil mencetak prestasi dengan menyalurkan
KPR bagi 68 ribu unit rumah sederhana sehat dari 75 ribu unit yang dibangun. Peran Bank
Mandiri, BNI, BRI dan bank lainya tidak kelihatan.
Anda
Tampaknya terlalu membela BTN ?
Ini fakta. Mereka memang concern membantu
masyarakat kecil kok.
Anda
kelihatannya cukup khawatir terhadap rencana akuisisi BTN ?
Tujuannya apa akuisisi itu. Kalo untuk memperbesar
Bank Mandiri agar bisa masuk tiga besar di Asia, kenapa harus BTN yang
dimerger. Kan ada BNI atau bank lainnya.
Ada anggapan
tidak tercapainya target penyerapan rumah sejahtera tapak dalam dua tahun ini
akibat BTN kekurangan modal untuk membiayai rumah murah ?
Itu asumsi yang keliru. Justru kebijakan pemerintah
di bidang perumahan yang berubah ubah dan tidak konsisten. Seperti pergantian Menpera
kemarin, tiba tiba penyaluran FLPP di stop hampir setahun juga itu. Kemudian
diberlakukan lagi, tapi banyak kali persyaratannya, rumah yang dibiayai minimal
Type 36. Dibawah itu type 31 tidak dibiayai. Akibatnya banyak pengembang
dimarah-marah dan dituduh pembohong sama konsumen.
Idealnya ke
depan mengenai perumahan MBR bagaimana menurut anda?
Kita berharap BTN harus tetap dipertahankan. Karena
dari dulunya BTN dilahirkan untuk menangani pembiayaan perumahan MBR. Biarkan
mereka fokus di pembiayaan rumah rakya kecil yang nilai KPRnya Rp 80 juta-an.
Kenapa
setiap kebijakan pemerintah tentang perumahan selalu cendrung menimbulkan kontroversi
dan meresahkan ?
Inilah yang kita prihatikan. Pemerintah cendrung
jalan sendiri dan diam-diam tanpa melibatkan stakeholder seperti REI. Mestinya
sebelum mengeluarkan kebijakan, minta dong masukan sama REI atau asosiasi pengembang
lainnya.
Sekarang
anda sedang mengerjakan proyek dimana ?
Kita bangun di Sei Mencirim dan di Martubung. Ada
sekitar 300 unit. Seluruhnya Type 36 dan
harga Rp 80 juta-an dengan pembiayaan FLPP.
Anda dari
dulu melulu main di rumah subsidi, kenapa tidak buat rumah mewah. Untungnya kan
banyak ?
Tidak juga. Kita ada bangun rumah untuk kelas
menegah juga. Seperti Setia Budi pasar I Johor Medan dan perumahan Asoka. Cuma
memang kepuasan bathin saya ada di MBR.
Berapa
modal pertama anda ketika memulai bisni
perumahan ?
Modal saya nol. Saya mula mula hanya buruh
bangunan.
Kok bisa
buruh bangunan jadi pengusaha properti ?
Saya mulai bisnis properti tahun 2004. Ketika itu, usaha saya kecil-kecilan. Maklumlah
sebagai pendatang baru yang tidak memiliki pengalamaan apa-apa di bidang
properti selain hanya pengalaman sebagai kuli bangunan sejak saya duduk di
bangku SMP hingga SMA. Waktu merintis dulu, saya menerapkan sistem menejemen
supir sudaco. Saya pemilik mobil sudaco, saya supirnya dan saya kernetnya.
Barulah di tahun 2005 saya sudah mulai merekrut karyawan hingga seperti
sekarang ini.
Bagaimana
cerita Deli Serdang, kabarnya anda salah
seorang kordinator tim sukses pemenangan Bupati Ashari Tambunan?
Saya sudah lama berteman baik dengan beliau. Jadi
sebagai teman kita ikut bantu bantu la pilkada kemaren. Alhamdulillah menang
pula.
Bagaimana
rencana program Bupati Ashari ke depan ?
Saya kira tetap ya,
melanjutkan program bupati lama pak Amri, GDSM (Gerakan Deli Serdang
Membangun).
Dengan
kemenangan Ashari dan Zainuddin, program apa kira kira yang bisa
dikolaborasikan dengan visi misi REI ke
depan ?
Kita minta supaya pengurusan ijin ijin dapat di
permudah dan cepat. Seperti ijin mendirikan bangunan, SIUP, TDP dan ijin
lainnya agar dipermudah. Nanti kita mintakan diberlakukan sistim online. Jadi
pihak pihak berkepentingan bisa mengurus tanpa datang ke kantor.
Program yang
lebih spesipik ?
Saya rasa program GDSM tadi cukup pas. Cuma kita
ingin pola dan volumenya lebih ditingkatkan. Makanya saya mengharapkan dan ingin menggugah rekan rekan
pengusaha Deli Serdang yang sukses agar berkenan menyisihkan sebahagian
rejekinya untuk berpartisifasi membantu percepatan pembangunan di Deli Serdang.
Terserah bentuk dan bidangnya, apakah bedah rumah, gedung sokalah atau sarana
infrastruktur lainya.
Anda dikenal
cukup dekat dengan bupati, tapi nggak
pernah minta paket proyek Pemkab. Malah melulu mengurus perumahan MBR ?
Itulah tadi saya bilang kepuasan bathin saya ada di
MBR.
Bagaimana
rencana kota mandiri yang dikabarkan lokasinya di daerah Kabupaten Deliserdang
?
Saya rasa bupati belum sampai kesana. Mungking
karna masih baru kali ya. Cuma dalam waktu dekat kita pengurus DPD REI Sumut
mau audensi kepada pak bupati. DPD REI Sumut mau ucapkan selamat lah kepada
beliau-beliau itu.
Musda DPD
REI Sumut sebentar lagi diselenggarakan. Anda siap jika diajukan menjadi Ketua
?
Ha ha ha ha... kalo itu no coment, no coment.
Ketua Karang
Taruna anda pegang, mengapa jabatan yang lebih bergengsi anda tidak bergeming?
Bukan begitu. Bagi saya siapa pun yang memimpin DPD
REI Sumut tidak masalah. Cuma saya berharap REI ke depan harus bisa memberi
manfaat kepada anggotanya. Orang masuk menjadi anggota REI tidak sekedar membayar
iuran. Saya mendukung siapa pun nantinya yang memimpin REI Sumut.